KETAATAN SEORANG ISTRI
Ketaatan seorang istri pada sang suami mendapat jaminan surga dari Allah Subhanallah wa ta'ala. tidak hanya itu, bahkan ia dipersilahkan untuk memasuki syurga dari pintu yang mana saja ia mau
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.”
(HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
jika meminjam istilah kekinian, ketaatan kepada suami adalah HARGA MATI bagi seorang istri shalihah. ketaatan kepada suami adalah jalan yang akan ditempuh untuk menuju syurga atau neraka. karena keridhoan dari seorang suami atas istrinya adalah keridhoan Allah.
begitupun sebaliknya, jika istri tidak taat kepada suami maka ia termasuk sebagai wanita yang durhaka dan merupakan hamba yang kufur nikmat
begitupun sebaliknya, jika istri tidak taat kepada suami maka ia termasuk sebagai wanita yang durhaka dan merupakan hamba yang kufur nikmat
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab bahwa diantarantanya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya.
(HR Bukhari Muslim)
(HR Bukhari Muslim)
![]() |
Syurga Istri Shalihah - www.wahidaqiqah.com |
HAK SUAMI
Hak Suami adalah yang tertinggi dalam keluarga dibandingkan oleh hak siapapun manusia termasuk hak kedua orangtua, bahkan hak suami harus didahulukan oleh seorang istri daripada ibadah-ibadah yang bersifat sunnah lainnya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri).
(HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.” Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri).
(HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.” Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak boleh bagi seorang perempuan berpuasa sementara suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya. Dan tidak boleh baginya meminta izin di rumahnya kecuali dengan izinnya.”
(HR Bukhari Muslim)
“Tidak boleh bagi seorang perempuan berpuasa sementara suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya. Dan tidak boleh baginya meminta izin di rumahnya kecuali dengan izinnya.”
(HR Bukhari Muslim)
“Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidur, kemudian si istri tidak mendatanginya, dan suami tidur dalam keadaan marah, maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.”
(HR Bukhari Muslim)
.
(HR Bukhari Muslim)
![]() |
Syurga Istri Shalihah - www.wahidaqiqah.com |
.
KEWAJIBAN ISTRI
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dan wanita adalah penanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban.”
(HR Bukhari Muslim)
Berkhidmat kepada suami dengan melayaninya dalam segala kebutuhan-kebutuhannya adalah diantara tugas seorang istri.
Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Allah,
“Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.”
(QS. An Nisa [4]: 34)
Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Allah,
“Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.”
(QS. An Nisa [4]: 34)
Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat diatas, jika suami menjadi pelayan bagi istrinya, dalam memasak, mencuci, mengurus rumah dan lain-lain, maka itu termasuk perbuatan munkar.
Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Allah pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal.
(Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95, DR Shaleh Al Fauzan)
Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Allah pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal.
(Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95, DR Shaleh Al Fauzan)
Bukan juga sebaliknya, istri yang malah menafkahi suami dengan bekerja di luar rumah untuk kebutuhan rumah tangga. [SUMBER]
Seorang istri juga tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin suami. Karena tempat asal wanita itu di rumah. Sebagaimana firman Allah,
“Dan tinggal-lah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian.”
(QS. Al Ahzab [33]: 33)
barakallahfiikum
Baca Juga Artikel Kami yang Lain: